Pada bagian ini diuraikan 14 asas pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengembangan program pembelajaran inovatif.
Keempat belas asas tersebut adalah:
(a) Non-diskriminasi,
(b) Kepentingan terbaik bagi anak (best
interests of the child),
(c) Hak untuk hidup dan berkembang (right
to life, continuity of life and to develop),
(d) Hak atas perlindungan (right to
protection),
(e) Penghargaan terhadap pendapat anak (respect
for the opinions of children).
2.
Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan
informasi ke dalam benak siswa.
3.
Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa
sendiri.
4.
Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah
kegiatan belajar aktif.
5.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu
mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
6.
Aktivitas pembelajaran pada diri siswa bercirikan:
(a)
yang saya dengar,
saya lupa;
(b) yang saya dengar dan lihat,
saya sedikit ingat;
(c) yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan
atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami;
(d) yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan,
saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan; dan
(e)
yang saya ajarkan
kepada orang lain, saya kuasai.
7.
John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta
untuk melakukan hal-hal:
(a)
Mengemukakan kembali
informasi dengan kata-kata sendiri,
(b) Memberikan contoh,
(c) Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan
situasi,
(d) Melihat kaitan antara informasi itu
dengan fakta atau gagasan lain,
(e) Menggunakannya dengan beragam cara,
(f) Memprediksikan sejumlah konsekuensinya,
(g)
Menyebuitkan lawan atau
kebalikannya.
8.
Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar:
(a) tujuan,
(b) isi
materi,
(c) sumber
belajar (sumber belajar
bagaimanakah yang dapat dimanfaatkan),
(d) target siswa (siapa yang akan belajar),
(e) guru,
(f) strategi pembelajaran,
(g) hasil
(bagaimana hasil
pembelajaran akan diukur),
(h) kematangan (apakah siswa telah siap
dengan hadirnya sebuah konsep atau pengetahuan),
(i)
lingkungan (dalam lingkungan yang bagaimana siswa
belajar).
9.
Kata kunci pembelajaran agar bermakna:
a)
Real-world learning,
b)
Mengutamakan pengalaman
nyata,
c)
Berpikir tingkat tinggi,
d) Berpusat pada siswa,
e)
Siswa aktif, kritis, dan kreatif,
f)
Pengetahuan bermakna
dalam kehidupan,
g)
Dekat dengan kehidupan
nyata,
h)
Perubahan perilaku,
i)
Siswa praktik, bukan
menghafal,
j)
Learning, bukan teaching,
k)
Pendidikan bukan
pengajaran,
l)
Pembentukan manusia,
m) Memecahkan masalah,
n)
Siswa acting,
guru mengarahkan,
o)
Hasil belajar diukur
dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.
10.
Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual,
pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat.
11.
Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga
mengolahnya melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan
pertanyaan tentang hal yang dibahas.
12.
Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada
kita dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
13.
Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa
(auditori, visual, kinestetik)
14.
Resiprositas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon
orang lain dan untuk bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bisa
dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar