Cara pandang guru terhadap hakikat (esensi dan karakteristik) pendidikan
IPA akan sangat mempengaruhi profil pembelajaran IPA yang diselenggarakan guru
bersama siswa.
Oleh karenanya pemahaman yang benar tentang karakteristik
pendidikan IPA mutlak diperlukan guru. Karakteristik tersebut
sekurang-kurangnya meliputi pengertian dan dimensi (ruang lingkup) pendidikan
IPA.
IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam
semesta. Dalam kurikulum pendidikan dasar terdahulu (1994) dijelaskan
penger-tian IPA (sains) sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahun,
gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh
dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan pen-gujian gagasan-gagasan. Sedangkan dalam kurikulum 2004 sains
(IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu secara sistematis tentang alam
semesta.
Menurut Hendro dan Jenny (1993:3) ucapan Einstein: Science is the
atempt to make the chaotic diversity of our sense experience correspond to a
logically uniform system of thought, mempertegas bahwa IPA merupakan suatu
bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola
berpikir yang logis tertentu, yang dikenal dengan istilah pola berpikir ilmiah.
IPA Sebagai Kumpulan Nilai
IPA sebagai
kumpulan nilai berhubungan erat dengan penekanan IPA sebagai proses.
Bagaimanapun juga, pandangan ini menekankan pada aspek nilai ilmiah yang
melekat pada IPA. Ini termasuk di dalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu,
dan keterbukaan.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPA
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA di
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai
konsep dan manfaat IPA dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs),
serta bertujuan:
1)
Menanamkan
pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari;
2)
Menanamkan
rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi;
3)
Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan;
4)
Ikut serta
dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam;
5)
Mengembangkan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan
6)
Menghargai
alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Secara global dimensi yang hendak dicapai oleh
serangkaian tujuan kurikuler pendidikan IPA dalam kurikulum pendidikan dasar
adalah mendidik anak agar memahami konsep IPA, memiliki keterampilan ilmiah,
bersikap ilmiah dan religius. Keilmiah dan tujuan transendental pendidikan IPA
sebagaimana dipaparkan di atas sudah barang tentu tidak serta merta dapat
dicapai oleh materi pelajaran IPA, melainkan oleh cara melibatkan siswa ke
dalam kegiatan di dalamnya (Galton & Harlen, 1990:2). Dengan demikian
pengertian, karakteristik dan tujuan pendidikan IPA SD dalam kurikulum menuntut
proses belajar-mengajar IPA yang tidak terlalu akademis yakni
penekanan pada penyampaian konsep-konsep dengan sistematika yang ketat
berdasarkan buku teks dan lebih-lebih sekedar verbalistik semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar